Jumat, 14 Maret 2014

Cerbung Dhariel Part 3 (Enflasenor)



Finary berjalan didepan Dhariel dengan lincahnya karena dia sudah menganggap hutan Felioth seperti rumahnya sendiri. Ia sangat tahu seluk beluk hutan sampai jenis-jenis mahluk hutan baik yang berbahaya maupun jinak.

Hingga akhirnya mereka berdua sampai di jantung hutan Felioth, pohon yang besar itu setinggi gedung enam tingkat terlihat kering dan sudah mati, namun Dhariel masih tak tahu pentingnya pohon ini untuk ditebang olehnya. Ia mempersiapkan kapaknya untuk menebang pohon itu sekuat tenaga.


Tebasan pertama Dhariel berhasil menggores pohon itu, namun ketika tebasan pertamanya berakhir, ia merasa tenaganya seperti lenyap pelan-pelan. Ia merasakan keanehan di tubuhnya namun ia tetap melanjutkan tebasannya berkali-kali sampai kemudian ia berhenti menebas.

"Huh.. Sepertinya kita tidak bisa menyelesaikan dengan cepat deh"
Keluh Dhariel pada Finary.

"Istirahat dulu, kau terlalu memaksakan tenagamu Dhar"
Kata Finary sambil menyodorkan bekal bawaannya.

"Untukku?" Tanya Dhariel sedikit terkejut
"Hu'um..." Isyarat iya

Dhariel menerima ketan yang dibumbui abon sapi dari Finary, kemudian ia duduk disebelahnya dan memakan ketan buatan Finary.

"Hm..... Enak sekali ketan buatanmu?" Kata Dhariel setelah mencicipinnya.

"Tentu saja, aku kan terbiasa mengembara di hutan, jadi tahu makanan yang enak yang bisa dimasak" Jawab Finary

"Ku pikir karena kamu sering berkeliaran di hutan, kamu makan-makanan apapun yang ada di hutan hehe" kata Dhariel ngledek.

"Enak saja kau kira aku ini monyet hutan apa?" Balas Finary mencubit pipi Dhariel berkali-kali dengan sangat keras sampai pipinya memerah.

Mereka berdua berbincang-bincang tentang banyak hal, Finary seorang dari keluarga Emeron memang memiliki kemampuan bertahan hidup di alam, mereka selalu mempersiapkan senjata andalan mereka berupa panah untuk melindungi diri dari hutan, mereka terbiasa hidup dalam posisi siaga dengan kemampuan pendengaran dan pandangan jarak jauhnya bisa mendeteksi mahluk-mahluk berbahaya didalam hutan. Finary sejak kecil hidup bersama dengan ayahnya, Ibunya telah meninggal ketika ia masih kecil, ayahnya sangat menyayanginya dan selalu khawatir dengan Finary, tapi ia tetap saja bandel dan selalu keluar rumah saat pagi buta sebelum ayahnya terbangun dipagi hari, sehingga tiap sore ayahnya pasti mencarinya di hutan dan memarahinya ketika dirumah, selama ini Finary memang tidak suka berada di rumah, berbagai cara telah dilakukan oleh ayah Finary untuk melarangnya kehutan, tapi gadis ini begitu cerdik dan keras kepala seperti ayahnya sehingga selalu lolos dari siasat ayahnya, hingga akhirnya ayahnya menyerah dan membuat batas waktu Finary berada di hutan hanya ketika langit masih berwarna cerah.

Dhariel tak menyangka bahwa gadis tomboi itu pandai meracik makanan, karena memang kaum golongan Emeron memang memiliki kemampuan dalam menyiapkan makanan cepat saji untuk perbekalan instan sebuah perjalanan jauh.

"Baiklah... Cukup istirahatnya, Sepertinya aku harus menyelesaikan pohon ini"
kata Dhariel yang telah memotong seperempat dari potongan dipohon Raksasa tersebut

Ia menyadari semakin ia menebaskan kapaknya tenaganya semakin berkurang pelan-pelan, namun ia sudah membuat janji pada Finary, dan akan melakukan sampai pohon itu tumbang, tanpa mengetahui tujuan Finary memintanya.

Berjam-jam pohon itu terus dikapak oleh Dhariel namun pohon sebesar itu masih saja berdiri kokoh didepannya. Sampai akhirnya Dhariel berhenti karena kelelahan.

"Hufh... Keras sekali pohon ini? Seperti batu saja Hosh.. Hosh..." Kata Dhariel diiringi desah kecapekkan.

"Semangat Dhariel, Semangat" kata Finary memberi semangat sambil senyam-senyum.

"Anak ini malah bertingkah menggemaskan seperti itu" kata Dhariel dalam hati. Saat itu Dhariel menyadari bahwa tubuhnya tidak akan mampu menanggung beban letih. Ia merasa bahwa tubuhnya tak mungkin bisa mengayuhkan kapaknya lagi. Tetapi hanya tinggal beberapa pukulan lagi pohon itu pasti roboh.
"Hosh hosh hosh" suara nafas Dhariel. Kecapekan
"Tinggal satu kali lagi ya? Coba aku yang mengkampaknya" kata Finary bergegas mengambil kapak yang dipegang Dhariel.
"Tunggu Finary! Pohon ini bisa aku selesaikan hosh sendiri" kata Dhariel mempertahankan kapaknya.

"Hei serakah sekali? Aku kan hanya ingin mencobanya" kata Finary bawel.

"Hosh hosh Sebelum kau mengayuhkan kapak ini, hosh hosh sebaiknya kau sentuh dulu pohon yang ingin kau tumbangkan itu" jawab Dhariel.

"Hm... kau ini tiba-tiba memberi aturan yang aneh-aneh?" Kata Finary heran "Ok akan aku sentuh" Finary menyentuh pohon yang hampir tumbang tersebut dan terkejutlah ia karena tubuhnya seketika tersengat listrik yang sangat kuat. "Aaaaaaa......" Teriak Finary mencabut tangannya dari pohon tersebut.

"Kenapa pohon ini bisa menyengat?" Tanya Finary ketakutan.
"Ternyata Finary juga tidak bisa merasakan kekuatan pohon ini? Ku kira karena ia dari suku Emeron ia bisa merasakannya sebelum menyentuhnya (suku Emeron memiliki indra yang lebih kuat dibandingkan suku lain) jika ia tidak merasakan kekuatan sebesar ini dalam jarak sedekat ini, itu artinya pohon ini memiliki kekuatan yang sangat misterius sehingga tak ada satupun orang yang menyadarinya, awalnya aku juga tidak merasakan kekuatan di sekitar pohon ini tapi setelah kapak ini mengenai pohon aku merasakan ada yang aneh". " Hei... Bengong aja kamu Dhar" senggol Finary mengejutkan gumam Dhariel.

"Kau menyuruhku untuk menumbangkannya kan? Aku ingin tahu sebenarnya pohon apa ini?" Tanya Dhariel penasaran